Ilmu dan Manusia

 

(رواه البخاري ومسلم واللفظ له)

Bab ini tentang perumpamaan dari diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam oleh Allah dengan Hidayah dan Ilmu

Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj berkata: Abu Bakrin ibni Abi Syaibah dan Abu ‘Amir al-Asy’ary dan Muhammad ibnul ‘Ala’ meriwayatkan Hadits kepadaku, (yang lafaznya berasal dari riwayat Abi ‘Amir), mereka (bertiga) berkata: Abu Usamah meriwayatkan hadits kepadaku yang berasal dari Buraid, dari Abi Burdah, dari Abi Musa dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam  beliau bersabda: “sesungguhnya perumpamaan dari diutusnya diriku oleh Allah dengan Hidayah dan Ilmu adalah layaknya seperti hujan yang mengguyur bumi (tanah),(bagaimanakah perihal tanah yang terguyur hujan tersebut? Jika engkau ingin mengetahuinya) maka sebagian di antara tanah itu ada yang baik,yakni ia menyerap air sehingga tumbuhlah dengannya Kala’ dan ‘Usyb (keduanya adalah nama dari jenis tumbuhan) yang banyak, dan sebagian dari tanah itu ada yang Ajadib (tanah yang tidak subur) ia (memiliki daya) menampung air, maka Allah memberikan manfaat kepada manusia dengan keberadaannya, sehingga dari air tersebut mereka minum, mengairi, dan bertani, dan hujan itu juga mengguyuri bagian tanah yang lainnya, (tanah itu) hanyalah berupa Qi’an (tanah gersang yang tak bisa di tumbuhi tumbuhan) yang tidak memiliki daya menampung air, dan tidak pula mampu menumbuhkan Kala’. Maka yang demikian itu adalah perumpamaan atas orang yang Memahami agama Allah, dan ia mendapatkan manfaat dari ilmu dan hidayah yang Allah telah mengutusku bersamanya, maka (akhirnya) ia pun menjadi ‘Alim dan mengajarkan (manusia), dan (itu juga) adalah perumpamaan terhadap siapa saja yang tidak mengangkat kepala (tidak memahami) dengan Ilmu itu, dan ia tidak dapat menerima hidayah yang Allah telah mengutusku dengannya.

(Hadits riwayat Bukhari dan muslim, dan redaksi ini adalah riwayat Muslim.)

Makna hadits dan tujuannya.

Continue reading Ilmu dan Manusia

Bacaan Sunnah saat bangun tidur

Tidur adalah bagian dari kematian,terbangun dari tidur berarti bangkit dari kematian kecil,sebagai  tanda terima kasih dan syukur kepada yangmenciptakan tidur,hidup dan mati,Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita ucapan kehambaan saat terbangun dari tidur

Dalam sebuah hadits disebutkan:

كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا استيقظ قال الحمد لله الذي أحيانا بعد ما أماتنا وإليه النشور . متفق عليه

Artinya: adalah (kebiasaan Nabi-Shallallahu ‘alaihi wasallam) apabila bangun dari tidur beliau mengucapkan: “Segala puji hanya milik Allah yang telah menghidupkan  (membangunkan) aku setelah mematikan (menidurkan) aku dan kepadanya kami dibangkitkan.(Muttafaqun Alaih).

Jadi inilah bacaan yang bernilai penghambaan dan ketidak berdayaan kita sebagai makhluk,jika bukan karena kehendak Allah,tak seorang pun mampu tertidur sendiri dan terbangun sendiri.

Hikmah apakah yang terpendam dari bacaan ini…? Tidak lain adalah sebagai dzikir kepada Allah,dan sebagai awal yang penuh penghambaan kepada Allah untuk memulai hari.

Maka Alangkah indahnya jika awal harimu adalah membaca kalimat yang telah dibaca oleh sebaik-baik manusia,yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Semangat baru di awal hari dengan mengikuti Sunnah.