Sketsa Dialog Tawassul

Biasanya sebagian oknum dari orang-orang yang mengaku dirinya Shufi atau Aswaja paling marah bila mendengar bahasan Tawassul dibawakan oleh saudara seislamnya yang mereka beri julukan dengan Wahhabi.

“Dikit dikit Syirik, Bid’ah , Sesat, Dasar wahhabi tukang Copy Paste tukang penyesat amalan ummat Islam !”.. demikianlah kira kira ucapan dan koment yang sering kita dengar dari mereka, baik dari lisan tetua mereka mau pun dari kalangan pengekornya.

Jadi untuk menjawab tuduhan tersebut, ada baiknya kita simak percakapan berikut ini:

Shufi : menurut kamu Tawassul itu apa hai Wahhabi ?

SalafY : sabar, sabar, kamu kalau sudah nanya tentang Tawassul kok jadi galak gitu, kayak mau makan orang aja. Jadi begini, Tawassul yang mana yang kamu maksud?

Shufi : tentu saja Tawassul dalam doa dengan seseorang ! seperti Tawassul dengan Nabi atau orang Shalih

Salafy : oo, Tawassul dengan Nabi Hukumnya boleh, tapi makna Tawassul dengan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam maksudnya adalah kita bertawassul dalam Doa dengan kecintaan kita kepada beliau dan pengagungan kita terhadap beliau.

Adapun bertawassul dengan yang selain Nabi dalam berdoa tidak ada contohnya dari para Shahabat, yang ada adalah Shahabat meminta didoakan, seperti Umar bin Khatthab Radhiyallahu Anhu yang meminta didoakan oleh Uwais Al-Qarany.

Dari itu tidak kita temukan ada Atsar yang menyebutkan bahwa ada Shahabat atau Tabi’in berdoa dengan menyebut nama Abu bakr Ash-Shiddiq untuk bertawassul dengannya.

Shufi : lhoh, kenapa begitu wahhaby, jangan ngawur!? apa salahnya kalau bertawassul dengan diri Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam secara utuh dalam doa !? Tawassul dengan Dzat Nabi atau Orang Shalih dibolehkan oleh semua Ulama kecuali golongan kalian saja.

Salafy : kalau seadainya memang benar ada anjuran atau boleh Tawassul dengan dzat Nabi seutuhnya maka berarti boleh dong kita bertawassul dengan bagian dari tubuh beliau Shallallahu Alaihi Wasallam secara tersendiri, seperti : “Ya Allah dengan rambut nabimu Shallallahu Alaihi Wasallam aku memohon diberikan jodoh”.. atau mungkin seperti ini , “Ya Allah dengan tangan Nabimu Shallallahu Alaihi Wasallam aku memohon dimudahkan rejeki”..

Diskusi macet, soalnya si Shufi sudah mulai berang dan ambil ancang-ancang untuk marah ke si Wahhabi dan bila perlu diusir dari kampung saja.

Salafy : Sabar, sabar. jadi begini saudaraku, Tawassul itu bukanlah pokok ajaran dalam Syariat berdoa, namun hanya bagian kecil darinya, adapun intinya adalah berdoa langsung kepada Allah.

Shufi : Aaah, jangan ngawur, paling itu hanya ucapan Ulama Wahhabi saja.

Salafy : Kamu pasti tau Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki kan !? nah beliau ini dalam kitabnya Mafahim Yajib An Tushahhah (halaman 119) berkata: “ Yang ke empat : Sesungguhnya Tawassul bukanlah perkara yang Lazim (harus) atau pun perkara mendesak, bukanlah Ijabah doa bergantung atasnya, akan tetapi yang menjadi dasar adalah berdoa kepada Allah secara Mutlak seperti firman Allah dalam Al-Quran Al-Baqarah 186 dan Surat Al-Isra’ 110”.

Shufi  : (melongo namun sambil menahan emosi)

Salafy : saudaraku, kenapa kita ribut ribut dengan perkara yang bukan Asal dan bukan hal mendesak !? seumpama sepeda motor yang tengah pecah bannya ketika dalam satu perjalanan penting, dalam keadaan seperti itu tentu urusan yang paling pertama yang harus diperbaiki adalah membenarkan ban tersebut, jika yang di otak otik terlebih dulu adalah knalpotnya, ya kapan bisa jalan motornya.

Mari kita perbanyak Hafalan doa yang datang dari hadits Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam sehingga doa kita insyallah lekas terkabul, berdoa dengan nyebut wali fulan atau Syaikh Fulan belum tentu ada dasar petunjuknya (nisbi) dan belum tentu pula dikabulkan. yang udah jelas aja deh yang diamalkan, Ya !

The End