Jangan penuhi gelas itu dengan Air


Konon pada suatu masa, di sebuah desa, telah terjadi kemarau panjang yang mengakibatkan terjadinya kelaparan.

Mencari jalan keluar dari krisis tersebut, akhirnya sang kepala suku mengajukan suatu perintah kepada rakyatnya, suatu perintah yang agak langka.

“kepala suku menyediakan sebuah panci berukuran sangat besar di tengah alun-alun desa, dan ia memerintahkan setiap penduduk agar mengisi panci tersebut dengan masing-masing segelas susu yang mereka miliki, dengan syarat, “setiap warga hanya diperbolehkan mengisi panci itu seorang diri saja, tidak ada yang boleh mengetahuinya

Warga pun segera bersiap untuk memenuhi perintah sang kepala suku, mereka mengatur siasat jitu tersendiri agar tidak terlihat oleh siapapun ketika akan mengisi panci besar itu dengan susu yang mereka bawa dalam secangkir gelas.

Keesokan harinya, sang kepala suku membuka panci besar di tengah alun-alun desa, ia pun terkejut….

Ternyata panci besar itu telah terisi penuh dengan air…..

Lalu mana susunya?

 Mengapa warga justru mengisi panci besar itu dengan air, padahal yang diperintahkan adalah mengisinya dengan susu?

Setiap penduduk ternyata berkata pada diri mereka sendiri:

“Segelas air yang aku taruh di panci besar ini tidak akan memberi perubahan apapun terhadap susu yang begitu banyak yang akan dituangkan nanti oleh semua warga”

Dan setiap warga desa ternyata mengandalkan orang lain yang akan membawa gelas berisi susu, mereka juga memiliki pemikiran yang sama dengan yang lainnya, yaitu mengisi panci besar itu dengan air, masing-masing menyangka bahwa hanya dirinya saja yang akan mengisi dengan air, akhirnya apakah yang terjadi,? Kelaparan dan kekurangan air kian melanda mereka, korban pun berjatuhan, sebab mereka tidak mendapatkan jalan keluar dari krisis itu.

Dapatkah dibenarkan, engkau penuhi gelasmu dengan air di saat genting dan penting, sedangkan yang dibutuhkan dari anda adalah memenuhi gelasmu dengan susu?

Ketika engkau merasa tidak terusik dengan keadaan orang lain yang bergulat dengan kemiskinan, sementara engkau asik mencicipi sebungkus kentang dan sebotol coca cola dengan alasan bahwa kepedulianmu tidak akan merubah apapun dari sekian banyak kemiskinan, atau karena engkau merasa hanya sendiri yang peduli,….maka berarti engkau telah mengisi gelas gelas itu dengan air.

Ketika engkau tidak menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh dengan alasan bahwa “kelalaianku tidak akan nampak di antara sekian banyak tugas yang akan diselesaikan para pekerja”…..maka engkau telah mengisi gelas-gelas itu dengan air.

Setiap kali engkau menahan tengadah tanganmu untuk berdoa bagi kebaikan kaum muslimin, dengan dalih ada sang Imam yang mendoakan mereka, maka engkau telah mengisi gelas-gelas itu dengan air.

Setiap kali engkau tak acuh dengan kemungkaran dengan dalih ada sang ustadz atau orang lain yang akan mencegahnya, ketika itu engkau telah mengisi gelas-gelas itu dengan air.

Setiap kali engkau hamburkan harta orang tuamu untuk hal yang tidak berguna, dengan alasan masih banyak harta dan rizki yang dimiliki orang tua, ketika itu juga engkau telah mengisi gelas-gelas itu dengan air.

Mohon jangan penuhi gelas-gelas itu dengan air, tapi isilah dengan susu….

Makna dari beberapa hadits, Sang Nabi termulia bersabda:

“Pentingkanlah apapun yang bermanfaat untukmu, jangan menyerah,”…..

“Jangan meremehkan kebaikan, walau apapun itu,”….

“dan sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.”

“seorang wanita asusila Bani Israil diampuni dosanya hanya karena ia menolong seekor anjing sekarat karena kehausan.”

Published by

Musamulyadi luqman

Belajar berkarya

Leave a comment